Selasa, 30 September 2014

ENRON : Ask Why...




“I saw that the story of Enron was more than a corporate scandal. It was a human drama with the emotional power of a Greek Tragedy – yet tinged with the blackest humor imaginable. I felt that the film would give me an opportunity to explore some larger themes about American culture, the cruelty of our economic system, and the way it can be too easily rigged for the benefit of the high and mighty.”

- Alex Gibney, sutradara film dokumenter “Enron : The Smartest Guy In The Room”


 

Kisah skandal Enron adalah contoh nyata tindakan kecurangan (fraud) yang dilakukan oleh oknum-oknum pemegang kebijakan sebuah perusahaan besar. Contoh ketidaksempurnaan hukum dan aturan yang dijalankan tanpa mengindahkan etika yang melibatkan korporasi bisnis, auditor, ahli hukum (lawyer) dan banyak pihak lain. Cerita kebangkrutan perusahaan energi terbesar dan perusahaan terbesar ketujuh di AS pada saat itu yang menjadi headline pemberitaan karena memberikan efek yang cukup besar terhadap pasar keuangan global mulai Amerika, Eropa hingga Asia. Kisah ironis karena tragedi ini terjadi di negeri yang sangat ketat menjunjung transparansi dan akuntabilitas.

Sejarah Enron


Enron Corporation adalah perusahaan penyedia energi yang berbasis di Houston, Texas, AS. Didirikan th 1985 yang merupakan hasil merger antara Houston Natural Gas dengan InterNorth untuk mengelola sepanjang lebih dari 60,000 km jaringan pipa gas dengan CEO pertama adalah Kenneth Lay. Bersamaan dengan itu di AS mulai muncul wacana untuk memberlakukan sistem deregulasi di bidang usaha energi. Munculnya wacana tersebut merupakan hasil dari lobi-lobi sekumpulan perusahaan energi, termasuk Enron salah satunya. Tujuan adanya deregulasi adalah untuk meningkatkan kompetisi dan menurunkan harga energi. Sebagai pendukung sistem ekonomi liberal, perusahaan ini jelas-jelas berorientasi pada sistem pasar bebas.

Setelah merekrut Jeff Skilling di tahun 1990 sebagai CEO, Enron ambil bagian dalam energi market sebagai “a middle man on the market”, sebagai penengah dalam rantai suplai. Enron mulai menjadi perusahaan trading dalam kontrak gas antara suplier dan konsumen. Pada tahun yang sama, Andrew Fastow bergabung dengan Enron sebagai CFO.

Skilling memperkenalkan sistem akuntansi “mark to market” kepada Enron pada tahun 1991, yang disetujui oleh Securities and Exchange Commission (SEC) pada bulan Januari 2012. Sistem ini pada dasarnya lebih menekankan melakukan pembukuan berdasarkan perkiraan perhitungan keuntungan hasil dari suatu kontrak pekerjaan daripada nilai sebenarnya yang ada pada saat itu.

Selanjutnya di tahun 1999 diluncurkan EnronOnline, sebuah sistem transaksi web-based dimana produsen dan konsumen dapat bertransaksi terhadap berbagai macam komoditas produk, terutama gas alam dan listrik. Dengan EnronOnline, secara tidak langsung setiap transaksi produsen dan konsumen harus melalui Enron. Hal inilah selanjutnya yang menjadikan Enron sebagai perusahaan terbesar ketujuh dan perusahaan energi terbesar di AS


Kecurangan Enron 


Indikasi adanya perilaku bisnis yang curang di tubuh Enron sudah sejak lama tercium. Pada tahun 1987, terjadi skandal yang kemundian dikenal dengan skandal Valhalla, dimana dua trader dari Enron Oil menginvestasikan uang perusahaan untuk bermain di pasar oil trading melebihi dari yang diijinkan. Bermain di oil trading seperti bermain judi, kadang menang kadang kalah, tetapi sepertinya Enron Oil selalu menang pada saat itu dan memberikan keuntungan yang selalu hampir tetap besarnya. Dua petinggi perusahaan Louis Borget dan Tom Mastroeni diduga terlibat dalam permainan ini dengan menciptakan berbagai rekening dan sosok rekayasa palsu.

Kejadian ini membuat auditor bertanya-tanya dan dari hasil investigasi kemudian mengatakan kepada Direksi Enron bahwa Borget dan tradernya telah memanipulasi pendapatan perusahaan dan mengubah catatan trading harian, serta kemungkinan melakukan perjudian melebihi batas. Namun reaksi dari dewan direksi yang diwakili Ken Lay di luar perkiraan. Trader yang terlibat tidak dipecat atau diberi peringatan. Enron malah mengirimkan telex ke Borget : “please keep making us millions”. Bukannya mengurangi risiko, Ken Lay malah mendorong tradernya untuk berjudi lebih banyak.

Dua bulan kemudian Enron menderita kerugian 90 juta dolar dalam 5 hari oil trading. Para trader ternyata menginvestasikan semua cadangan uang perusahaan dalam permainan oil trading. Namun untungnya dengan tindakan cepat dan tepat oleh Muckleroy, seorang trader senior, perusahaan dapat terselamatkan. Dengan kejadian ini akhirnya Mastroeni dihukum perusahaan dan Borget dituduh melakukan fraud dan dipenjara selama setahun.

Kehilangan dua orang “moneymaker” terbesarnya, Ken Lay menghadapi pertanyaan serius siapa yang  akan menghasilkan uang untuk Enron? Ken Lay kemudian melihat sosok Jeff Skilling. Ide Skilling sangat brilian. Dia menemukan cara baru untuk Enron dalam mengirimkan energi. Daripada mengurusi aliran gas secara fisik di jalur pipanya, Enron lebih memilih untuk menjadi semacam stock market untuk gas alam. Hal ini dianggap ide yang revolusioner, mengubah energi ke dalam instrumen finansial yang dapat diperjualbelikan seperti saham atau surat berharga. Di tahun 1992, menggunakan ide tersebut, Enron menjadi pembeli dan penjual terbesar gas alam di Amerika Utara.

Sukses menerapkan idenya di bidang penjualan gas alam, Jeff Skilling melihat kesempatan untuk membangun sebuah industri baru. Dia mengusulkan untuk membuat sistem pembukuan akuntansi yang kemudian dikenal dengan “mark-to-market”. Arthur Andersen menyepakati dan Securities and Exchange Commission (SEC) menyetujui. Sistem akuntansi Mark-to market mengijinkan Enron untuk membukukan potensial keuntungan kedepan di hari saat kontrak ditandatangani. Tidak peduli seberapa besar uang tunai/ keuntungan sebenarnya yang masuk. Besarnya keuntungan Enron tergantung yang mereka nyatakan, sangat subyektif dan mudah dimanipulasi.






Jeff Skilling sangat percaya bahwa ide adalah segalanya, dan ketika kamu mempunyai ide maka kamu harus dapat membukukan keuntungan dari ide tersebut. Pembukuan keuntungan Enron hanyalah berasal dari ide. Ketika mempunyai ide untuk suatu proyek baru. Mereka akan menyatakan bahwa proyek ini akan menghasilkan keuntungan sekian dollar, dan itu yang akan dicatat dalam pembukuan. Padahal hasil sebenarnya bisa saja sangat berbeda ketika proyek tersebut dijalankan.

Catatan keuangan yang sangat bagus setiap tahunnya membuat nilai saham Enron selalu naik, naik dan naik terus, bahkan selalu membukukan rekor baru. Namun hal ini belum membuat Enron puas. Mereka percaya seharusnya harga saham Enron akan dapat lebih tinggi lagi dan lagi. Selama perusahaan mampu memenuhi atau melebihi catatan proyeksi dari analis saham maka saham akan naik lebih tinggi lagi. Melihat catatan akuntansinya performa Enron sangat menakjubkan. Tetapi dalam kenyataannya keuntungan yang didapat tidaklah demikian.

Misalnya ketika Enron menginvestasikan milyaran dollar untuk membangun sebuah power plant di India. Tetapi ketika sudah berdiri masyarakat India tidak mampu membayar harga listrik yang Enron produksi. Akibatnya proyek di Dabhol, India adalah sebuah kerugian besar. Namun meskipun menderita kerugian milyaran dollar, Enron justru memberi bonus jutaan dollar untuk jajaran eksekutif perusahaan berdasarkan keuntungan imajiner yang tidak pernah terealisasi.

Hal yang sama ketika Enron kelihatannya sukses menjalankan bisnis broadband. Mereka melakukan segala macam cara untuk menciptakan suatu ilusi bisnis. Mereka muncul dengan laporan keuangan yang selalu menakjubkan padahal pada kenyataannya keuntungan perusahaan tidak seperti itu.

Lalu darimana uang sebenarnya akan datang?


“Eksperimen” di California 


Pada tahun 1997, Enron melakukan pembelian Portland General Electric, yang membuat Enron akhirnya masuk dalam bisnis listrik di AS. Posisi Portland General Electric yang berada di West Coast memberikan Enron akses ke sistem deregulasi pasar listrik yang baru di California. Merger kedua perusahaan menjadikan Enron perusahaan penjual gas alam dan listrik terbesar pada level retail di seluruh AS. Akibat akuisisi ini semua saham PGE menjadi saham Enron.

Pada suatu ketika selama dua hari berturut-turut disana dilanda blackout, tidak ada pasokan listrik yang cukup untuk negara bagian terbesar di AS tersebut. Dan anehnya kejadian tersebut terjadi pada musin gugur, biasanya kebutuhan listrik paling tinggi disana pada musim panas. Dengan kebutuhan sekitar 28-30 GW dan kapasitas pembangkit terpasang sebesar  45 GW seharusnya tidak ada masalah karena pasokan jauh di atas kebutuhan listrik. Namun yang terjadi justru sebaliknya, California menderita krisis energi yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Ketika otoritas pengelola power grid mengumumkan kemungkinan terjadinya blackout kembali, tentu hal ini akan memberi pengaruh besar terhadap harga kelistrikan disana yang menggunakan prinsip pasar bebas. Maka hanya ada penjelasan bahwa ada sesuatu yang salah, sesuatu yang ilegal sedang terjadi, karena tidak pernah terjadi krisis energi listrik di California sebelumnya.

California dipilih Enron sebagai tempat uji coba pertama tentang konsep startegi deregulasi kelistrikan yang baru mereka. Tim Belden adalah sosok utama dalam permainan ini, menghabiskan berjam-jam untuk mempelajari peraturan baru mengenai deregulasi kelistrikan untuk mencari celah bagaiman Enron dapat mengeksploitasinya untuk menghasilkan uang.

Salah satu caranya adalah dengan sengaja mematikan power plant atau menciptakan gangguan buatan hingga menyebabkan tripnya power plant maka akan mendorong harga listrik menjadi naik tiga atau empat kali lipat. Mereka terus melakukannya untuk menghasilkan begitu banyak uang untuk Enron. Di sisi lain penduduk California kebanyakan tidak mampu membayar tagihan listrik.

Sukses dengan percobaan di California, semakin membuat trader Enron semakin bernafsu dalam mempermainkan harga untuk merampok negara bagian tersebut. Hingga Gubernur California menyatakan keadaan darurat dan mengerahkan segala sumber daya untuk menjaga agar listrik tetap menyala serta meminta garda nasional untuk menjaga, mengendalikan power plant dan  membuatnya beroperasi kembali. Total biaya yang keluar dalam periode krisis energi ini sebesar 30 milyar dollar. Sebuah angka yang sangat besar, memaksa pemerintah federal turun tangan membatasi harga listrik meskipun ada pro kontra. Namun pihak Enron tidak sedikitpun merasa bersalah, karena mengacu pada sistem deregulasi baru yang sebelumnya belum pernah diterapkan.


Jatuhnya Enron

Keserakahan Enron di California membawanya menuju kehancuran. Melalui berbagai macam protes dan perlawanan, masyarakat bisa menilai kapasitas moral para pejabat eksekutif Enron. Disamping itu nilai saham Enron mulai terus menurun. Menyusul kemudian berbagai macam investigasi terhadap Enron mulai dilakukan. Berbagai pertanyaan yang sebelumnya tidak pernah ditanyakan akan proses bisnis Enron mulai dipertanyakan. Krisis California menjadikan nilai saham Enron terus menurun nilainya

Salah satu pegawai Enron, Sherron Watkins menjadi whistleblower, menemukan catatan yang berisi mengenai sejumlah kecurangan (fraud) dalam pembukuan Enron, sejumlah perusahaan partner rekayasa untuk memanipulasi aliran dana. Andy Fastow, CFO telah mempertaruhkan seluruh jaminan Enron dalam pasar saham. SEC kemudian melakukan investigasi.  


Setelah itu Enron layaknya kapal Titanic yang akan tenggelam, dari nilai sahamnya yang bernilai $90 per lembar di Desemer 2000, menjadi 40 sen di Desember 2001. Kerugian di pasar saham memberikan efek domino kepada Enron. Dari nilai aset sebesar $ 65 Milyar menjadi bangkrut hanya dalam waktu 24 hari. Karyawan Enron merasa dikhianati pejabat eksekutif, karena semua dana pension mereka investasikan di saham Enron atas desakan dan bujukan pimpinan ketika mereka masih jaya. Sedangkan mereka yang berada pada level teratas perusahaan masih sempat menarik dana mereka jauh-jauh hari sebelum tragedi kebangkrutan Enron terjadi.



Mereka Yang Bertanggung Jawab

Skandal yang terjadi pada Enron menjadikan beberapa orang harus menjalani peradilan dengan tuduhan melakukan fraud, insider trading, pencucian uang, konspirasi dsb.


Andy Fastow : mantan CFO, yang awalnya dijadikan kambing hitam dengan ditimpakan semua kesalahan kepadanya. Dituntut 78 dakwaan di pengadilan termasuk fraud, pencucian uang dan konspirasi. Pada Januari 2004 dinyatakan bersalah dan sihukum “ringan” 10 tahun penjara, karena bersedia bekerjasama memberikan testimoni yang melawan eksekutif Enron yang lain


Jeff Skilling : mantan CEO, dituntut 35 dakwaan meliputi tindakan fraud, insider trading, dan kejahatan lain yang berkaitan dengan skandal Enron. Dinyatakan bersalah pada Oktober 2006 dan dihukum 24 tahun 4 bulan penjara dan denda sebesar $ 45 juta









Kenneth Lay : pendiri dan chairman Enron, dituntut 65 dakwaan, diantaranya melakukan tindakan fraud dan memberi pernyataan palsu. Dinyatakan bersalah dalam tindakan fraud dan konspirasi namun dirinya meninggal saat masih harus menjalani rangkaian proses peradilan di AS pada bulan Juli 2006.








Beberapa nama lain juga dinyatakan terlibat. Total ada 16 orang dari Enron dan beberapa orang trader yang dinyatakan terlibat dan bersalah. Cliff Baxter, salah satu pegawai Enron ditemukan bunuh diri dua bulan setelah kebangkrutan Enron, diduga terkait keterlibatannya dengan skandal yang terjadi di Enron.
 
Arthur Andersen, firma akuntan tertua di AS, dinyatakan bersalah atas penghilangan dokumen dan penghapusan email dan file perusahaan yang mengaitkan dengan Enron.Meskipun hanya sejumlah kecil pegawai yang terlibat namun menyebabkan firma ini tidak diijinkan meneruskan usaha sehingga menyebabkan 85.000 karyawannya kehilangan pekerjaan. Reputasi Arthur Andersen hancur akibat skandal ini.

“The fatal flaw at Enron, if there is one, you say it was pride, but then it was arrogance, intolerance, greed” – Amanda Martin, mantan eksekutif Enron

(ditulis berdasarkan film dokumenter “Enron : The Smartest Guys in The Room”)

Referensi :